PWM DI Yogyakarta - Persyarikatan Muhammadiyah

 PWM DI Yogyakarta
.: Home > Download > Reference about Muhammadiyah

Homepage

Konsep Pendidikan Muhammadiyah, Usaha-usaha dan Para Tokoh

Konsep Pendidikan Muhammadiyah, Usaha-usaha dan Para Tokoh


ST Rajiah Rusydi | ABSTRAK | Muhammadiyah ialah gerakan Islam, Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, didirikan oleh KH. A. Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 Miladiyah di Kota Yogyakarta.Tujuan Muhammadiyah, yakni menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar- benarnya. Usaha dan kegiatan Muhammadiyah dapat dikelompokkan ke dalam empat bidang, yakni: 1). Bidang Keagamaan, yang meliputi memberikan tuntunan dan pedoman dalam bidang aqidah, ibadah, akhlak dan mu’amalah 2).Bidang pendidikan, yang meliputi pendidikan yang beroerientasi kepada perpaduan antara sistem pendidikan umum dan sistem pesantren 3). Bidang social kemasyarakatan, yang meliputi kegiatan dalam bentuk amal usaha rumah sakit, poliklinik, apotik dan panti asuhan anak yatim 4). Bidang partisipasi politik, di mana Muhammadiyah partisipasi politik Muhammadiyah dalam bentuk beramar ma’ruf nahi mungkar dan memberikan panduan etika, moral dan akhlakul karimah terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dan masyarakat.


Total Download: 5406

Akar Pluralisme dalam Pendidikan Muhammadiyah


ABDUL MU’TI | Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta | ABSTRAK | Artikel ini mengkaji karakteristik lembaga pendidikan Muhammadiyah dan mengaitkannya dengan keragaman latarbelakang sosial-keagamaan masyarakat Indonesia. Dikenal sebagai gerakan Islam modernis di Indoensia dan di Asia Tenggara, yang mempromosikan kemurnian ajaran islam, Muhammadiyah nampaknya harus berhadapajn dengan keanekaragaman agama dan budaya dan untuk itu, Muhammadiyah mencoba mencari jalan bagaimana menerjemahkan islam dalam masyarakat plural. Tulisan ini merupakan kajian teoretis tentang Muhammadiyah dan interaksinya dengan masalah pluralisme agama, serta bagaimana Muhammadiyah menerjemahkan gagasan pluralisme agama ke dalam praksis di bidang pendidikan. Artikel ini berpendapat bahwa lembaga pendidikan Muhammadiyah telah membuka jalan yang luas untuk hubungan dan dialog antar agama.


Total Download: 811

Muhammadiyah di Kota Makassar 1985-2015


Sry Rahayu | Abstrak | Kajian ini membahas tentang eksistensi Muhammadiyah Kota Makassar 1985-2015. Memahami peran Muhammadiyah Kota Makassar dalam mengelola pendidikan. Menganalisisis pengaruh Muhammadiyah terhadap masyarakat Kota Makassar dalam bidang pendidikan. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitis. Teknik penulisan dan pengumpulan data menggunakan metode sejarah dengan empat tahapan yakni heuristik (pengumpulan data), kritik (analisa data), interpretasi (menafsirkan data), historiografi (menuliskan data menjadi suatu peristiwa yang utuh). Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa terbentuknya Muhammadiyah Kota Makassar dipelopori oleh Al-Yamani. Al-Yamani dikenal sebagai seorang pedagang batik dari Surabaya, yang membuka toko di Passar Straat sekarang jalan Nusantara Makassar. Dalam dunia pendidikan, Muhammadiyah telah banyak memberi sumbangsih dengan mendirikan madrasah-madrasah dan pesantren dengan konsep kurikulum pengajaran ilmu pengetahuan Islam dan umum. Lembaga pendidikan yang didirikan oleh Muhammadiyah kemudian dikelola dalam bentuk amal usaha dengan penyelenggarannya dibentuk sebuah majelis dengan nama Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah. Dengan hadirnya sekolah-sekolah Muhammadiyah dibidang pendidikan meletakkan dasar Islam, berpedoman Al Qur’an dan Hadits. Dengandasar dan pedoman tersebut akan membentuk manusia muslim yangberakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, dan berguna bagi masyarakat.


Total Download: 649

Peranan Muhammadiyah Sebagai Nazhir Pengelolaan Tanah Wakaf


ERFIN FEBRIANSYAH | Abstrak | Wakaf telah dikenal dan dilaksanakan oleh umat Islam sejak agama Islam masuk di Indonesia. Sebagai suatu lembaga Islam, wakaf telah menjadi salah satu penunjang perkembangan masyarakat Islam. Salah satu bentuk wakaf yang banyak dilaksanakan di Indonesia adalah dalam bentuk tanah. Benda wakaf ini agar tetap dapat bermanfaat bagi peribadatan dan keperluan umum lainnya, maka ia harus dikelola oleh nazhir yang berbentuk badan hukum yang lebih bertanggungjawab baik pada wakif, masyarakat maupun kepada Allah SWT. Oleh sebab itu, Mendagri dalam SK-nya No. 14/DDA/1972 tanggal 10-2-1972 telah menetapkan organisasi Muhammadiyah sebagai badan hukum yang mempunyai hak milik atas tanah yang tidak ditentukan batas maksimal yang harus dimiliki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai peranan persyarikatan Muhammadiyah sebagai nazhir dalam pengelolaan tanah wakaf di Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di Persyarikatan Muhammadiyah Yogyakarta tepatnya pada Majelis Wakaf dan ZIS Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Untuk memperoleh data yang akurat, peneliti menggunakan beberapa metode, antara lain metode interview, observasi dan dokumentasi. Sedangkan untuk menganalisa data yang telah terkumpul digunakan teknik analisis normatif kualitatif Hasil penelitian diperoleh beberapa temuan dan kesimpulan bahwa pengelolaan harta wakaf yang sesuai dengan UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf memperoleh hasil dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta bahwa dari 369 lokasi tanah wakaf yang ada dan dikuasai/dimiliki PDM sudah 282 lokasi yang mempunyai sertifikat, dan 87 lokasi yang belum bersertifikat. Dari hasil tersebut masih belum optimal dan perlu ditingkatkan kembali maka diperlukan adanya kerjasama antara bagian wakaf dan ZIS dengan pihak lain dalam mengelola aset tanah wakaf agar lebih dapat optimal, untuk tanah yang belum bersertifikat demi kepastian hukum untuk segera disertifikatkan, perlu sosialisasi tentang peraturan perwakafan kepada seluruh pimpinan yang ada diranting-ranting agar mengerti pentingnya pensertifikatan tanah wakaf dan perlunya komputerisasi pengelolaan harta wakaf agar lebih efektif


Total Download: 681

PENGUATAN PERAN PANTI ASUHAN SEBAGAI SARANA DAKWAH PERSYARIKATAN MELALUI KURIKULUM PONDOK PESANTREN


Dyah Pikanthi Diwanti, SE, MM | Universitas Muhammadiyah Yogyakarta | Abstrak | Penelitian ini menunjukkan bahwa Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah merupakan salah satu panti yang sudah terakreditasi di lingkungan panti dibawah naungan Persyarikatan. Panti Asuhan Yatim (PAY) putri serangan ini sudah menerapkan pembelajaran kurikulum semi pondok dalam pelaksanaan diniahnya. Yakni program Tajwid, Tahsin dan Tahfidz. Selain dari program Fiqh dan lainnya. Program bidang pembinaan dan pendidikan meliputi pendidikan formal yang dilakukan disekolah masing-masing dan pendidikan informal ditujukan untuk peningkatan bidang keagamaan syiar (Madrasah Diniyah) semi pondok bagi anak-anak dengan kajian pendalaman materi agama, umum dan hafalan ayat AlQuran dan Hadist. PAY putri Serangan yang beralamat di Jl Munir 109 Serangan Yogyakarta ini sampai dengan saat ini memiliki anak asuh sebanyak 46 tinggal didalam panti yang terdiri dari 3 anak SD-11 anak SMP-10 anak SMA-11 anak SMK- 4 mahasiswa negeri dan 7 anak mahasiswa swasta. Adapun 87 yang tinggal diluar panti / non panti yang terdiri dari 43 anak SD- 31 anak SMP dan 13 anak SMA. Fenomena ini menguatkan bahwa kebutuhan akan keberadaan panti asuhan dibawah naungan Muhammadiyah sebagai sarana penggodogan santri yang menjadi kader utama penerus perjuangan dan cita-cita Persyarikatan sudah seharusnya didukung dengan supporting yang memfasilitasinya. Untuk menumbuh kembangkan kader yang kuat secara kognitif (keilmuan) - afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan) dibutuhkan padupadan ruang aktualisasi dengan ruang pembelajarannya. Disinilah keberadaan panti asuhan sebagai salah satu kekuatan tersebut harus senantiasa didorong bertumbuh dan berkemajuan.


Total Download: 762

Peran Politik Muhammadiyah Tahun 2010-2014


Hikmawan Syahputra | ABSTRAK | Muhammadiyah adalah organisasi kemasyarakatan yang berfokus pada bidang sosio-religius. Sebagai masyarakat sipil, Muhammadiyah sejak lahir telah berkomitmen untuk berkontribusi dalam membangun bangsa dan ditunjukkan melalui percepatan kecerdasan, pencerahan agama, dan komitmen terhadap kemanusiaan. Sebagaimana Alexis de Tocqueville mendeskripsikan konsep masyarakat sipil bahwa posisi masyarakat sipil memiliki kekuatan politiknya sendiri dari Negara sebagai kekuatan pengimbang. Muhammadiyah bukan organisasi politik atau ikatan organisasi dengan partai politik mana pun, tetapi Muhammadiyah memiliki visi strategis sejak lahir untuk berpartisipasi secara aktif dalam politik, bentuk dan fungsi pengembangan dan pemberdayaan, serta posisi itu sendiri di hadapan negara / pemerintah, Muhammadiyah selalu mengembangkan sikap memerintah yang baik dan melarang kejahatan dalam arti memberikan dukungan kepada kebijakan positif, sebaliknya mengkritik secara bijak terhadap kebijakan yang tidak dianggap baik. Memasuki abad kedua usianya, yang dimulai dari Kongres ke-46 pada tahun 2010 hingga akhir Pemilu 2014, Muhammadiyah akan terus membangun bangsa dengan meningkatkan peran kebangsaan kepada masyarakat, negara dan bangsa. Melaksanakan peran komitmen nasional untuk menjalankan awal, usia saat ini Muhammadiyah melakukan kegiatan tersebut; Pertama, meningkatkan pemberdayaan, pembinaan, pengembangan dan pendidikan politik, kedua, meningkatkan keterlibatan dan partisipasi dari kebangsaan yang sebenarnya dari masalah dan masalah kebangsaan kontemporer, ketiga, memperkuat jaringan, komunikasi dan hubungan antara organisasi dan lembaga pemerintah, dan yang keempat, meningkatkan fungsi advokasi termasuk tindakan dan layanan untuk kepentingan publik.


Total Download: 3192


Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website